Jumat, 30 Maret 2018

Sorry for being me.

0

Well, I am childlike; selalu bersikap seperti anak-anak. Literally dalam banyak aspek.

Cara bicaraku terkesan terlalu-banyak-omong. Kurasa itu sering buat orang lain sebal. Aku tidak jarang mengeluarkan kalimat-kalimat tidak penting yang berpotensi menyakiti hati orang lain yang pada akhirnya selalu kusesali.

Gaya bicaraku jauh dari kata 'teratur'. Aku lebih banyak tergagap atau terbata-bata ketika ingin berbicara, yang kurasa membuat orang lain merasa terlanjur malas untuk mendengar pendapatku atau hal yang ingin kusampaikan.

I am so vulnerable. Gaya bicaraku bersifat gampang diserang, gampang diejek, gampang dikritik.

Vulnerable childishness.

Aku juga terlalu banyak tertawa. Suara ketawaku sangat tidak enak didengar dan punya peluang besar untuk mengundang lirikan mata jengkel orang-orang yang mendengarnya, atau bahkan bad judgement dari orang lain. Aku seperti tidak punya etika sebagai seorang perempuan. Ditambah volume suaraku yang besar, semakin membuat orang lain menganggapku annoying.

Well, 15 hari lagi aku berusia 20 tahun. Namun emosiku masih belum stabil. Aku masih sering being moody, sensitif, labil, suka cari perhatian, drama, sok, dan sederet sifat kekanak-kanakan lainnya. Tidak heran ada segelintir orang yang membenciku.

Tetapi aku adalah aku. Aku dengan segala keinginan untuk dihargai. Aku hanya ingin keberadaanku di tengah kelompok diakui dan disadari. Aku tidak suka dibandingkan. Aku tidak suka orang yang pilih kasih yang memberi kesan secara terang-terangan bahwa aku tidak patut diperhitungkan daripada orang lain. Aku tidak suka dinilai buruk padahal mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak suka prinsipku atau hal-hal yang kuyakini dengan seenaknya dicap tidak baik, misalnya aku yang terlalu sering duduk di depan laptop atau aku yang berusaha merawat diri.

Mari saling berkaca.